Bagikan:

YOGYAKARTA - Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, Pancasila hadir sebagai panduan utama yang tak lekang oleh waktu. Salah satu sila yang menjadi pilar penting dalam membentuk masyarakat yang beradab adalah Sila ke-2, yaitu "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab".

Sila kedua ini bukan sekadar kalimat, melainkan sebuah panggilan untuk selalu memperlakukan sesama dengan martabat, menghargai hak asasi, dan menjunjung tinggi keadilan.

Artikel ini akan mengupas lebih dalam bagaimana prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab terwujud dalam perilaku sehari-hari kita, memberikan contoh-contoh konkret yang bisa kita terapkan untuk membangun Indonesia yang lebih bermartabat.

Contoh Perilaku Sila ke 2 Pancasila

Sebagai individu yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sudah sepatutnya manusia menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati sesama, tanpa memandang segala bentuk perbedaan yang ada.

Sikap saling menghormati  adalah cerminan langsung dari poin pertama sila kedua Pancasila yaitu "Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa."

Dilansir dari laman Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, implementasi nyata dari prinsip sila ke 2 Pancasila dapat kita lihat di berbagai lingkungan, termasuk di lingkungan sekolah.

Sebagai contoh praktik perundungan atau bullying terhadap siswa yang berbeda harus dihentikan, diganti dengan sikap saling menghormati antara guru dan teman sebaya, serta saling membantu saat ada yang menghadapi kesulitan.

Baca juga artikel yang membahas Dampak Cyberbullying: Ancaman Serius di Era Digital

Kemudian di lingkungan rumah, pengamalan sila kedua juga tak kalah penting. Menghormati orang tua, menyayangi saudara, dan berbuat baik kepada tetangga adalah wujud nyata dari kemanusiaan. Ketika kita siap membantu mereka yang sedang kesusahan, kita secara tidak langsung mengamalkan butir keenam: "Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan."

Sila Kedua dan Etika di Era Digital

Di era digital yang serba terhubung ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Interaksi tak lagi terbatas pada tatap muka, melainkan merambah ke dunia maya yang tanpa batas.

Dalam konteks ini, Sila kedua Pancasila, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab", menjadi semakin relevan dan penting untuk diterapkan. Lantas bagaimana wujud konkret pengamalannya di tengah hiruk-pikuk media sosial?

Di media sosial, kita sering dihadapkan pada beragam opini dan pandangan. Pengamalan sila kedua berarti menjaga lisan atau jari kita agar tidak melontarkan ujaran kebencian, hoax, atau fitnah.

Maka dari itu, kita perlu menghargai setiap perbedaan pendapat dengan tidak langsung menghakimi atau merendahkan orang lain, meskipun kita tidak setuju dengan pandangannya.

Komentar yang membangun dan beretika akan menciptakan ruang diskusi yang sehat, alih-alih lingkungan yang penuh permusuhan.

Sila kedua juga mengajak kita untuk "Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan". Di media sosial, ini bisa diwujudkan dengan membagikan informasi yang positif dan bermanfaat, seperti kampanye sosial, ajakan donasi, atau konten edukatif yang menginspirasi.

Sebagai warganegara yang bijak, kita juga bisa menggunakan platform media sosial untuk menyebarkan semangat persatuan dan kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang membutuhkan.

Terakhir, setiap unggahan di media sosial adalah cerminan diri kita. Pengamalan sila kedua berarti bertanggung jawab penuh atas setiap konten yang kita unggah, memastikan bahwa konten tersebut tidak merugikan orang lain, tidak mengandung unsur provokasi, dan tidak melanggar etika. Sikap ini termasuk menghormati privasi orang lain dan tidak menyebarkan informasi pribadi tanpa izin.

Selain contoh perilaku sila ke 2, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!