JAKARTA - Volvo mengumumkan restrukturisasi signifikan yang akan menyebabkan pengurangan sekitar 3.000 pekerjaan, terutama di posisi pekerja profesional yang melakukan pekerjaan kantor, administratif, atau manajerial.
Keputusan ini, yang diumumkan pada hari Senin, 26 Mei, dilansir dari laporan Reuters. Volvo mengambil kebijakan ini di tengah produsen mobil Swedia ini berjuang menghadapi biaya tinggi, perlambatan permintaan kendaraan listrik (EV), dan ketidakpastian perdagangan yang sedang berlangsung.
Pemangkasan pekerjaan ini adalah bagian dari inisiatif penghematan biaya yang lebih luas, dengan target pemangkasan sebesar 18 miliar krona Swedia (sekitar Rp30,8 triliun)), yang awalnya diumumkan pada bulan April. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat kondisi keuangan perusahaan dan mendongkrak harga sahamnya.
Menurut CEO Hakan Samuelsson, yang baru-baru ini kembali menjabat, PHK akan mencakup berbagai departemen, termasuk Penelitian & Pengembangan, Komunikasi, dan Sumber Daya Manusia. Ia meyakini bahwa restrukturisasi ini akan menghasilkan organisasi yang lebih sehat, penghematan biaya, dan peluang bagi karyawan untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar.
BACA JUGA:
Chief Financial Officer Fredrik Hansson mengindikasikan bahwa meskipun semua departemen dan lokasi akan terdampak, sebagian besar pengurangan akan terjadi di Gothenburg. Ia menekankan bahwa ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi struktural secara menyeluruh.
PHK yang diumumkan mewakili sekitar 15 persen dari staf kantor Volvo Cars secara global dan akan menimbulkan biaya restrukturisasi satu kali sebesar 1,5 miliar krona.
Volvo Cars menghadapi berbagai tantangan khususnya karena sebagian besar produksinya berbasis di Eropa dan China, jadi sangat rentan terhadap tarif baru Amerika Serikat. Perusahaan sebelumnya menyatakan bahwa potensi tarif dapat membuat ekspor model-modelnya yang lebih terjangkau ke AS menjadi tidak layak. Meskipun Presiden AS Trump baru-baru ini memperpanjang batas waktu pemberlakuan tarif terhadap barang-barang Uni Eropa hingga 9 Juli, ketidakpastian tetap ada.
Analis Handelsbanken Hampus Engellau mencatat bahwa skala PHK sesuai dengan ekspektasi dan memandang perampingan operasi sebagai langkah positif bagi perusahaan.
Menariknya, saham Volvo Cars mengalami kenaikan sebesar 3,6 persen pada Senin sore, dengan sebagian besar kenaikan ini terjadi sebelum pengumuman PHK. Namun, saham tersebut masih turun 24 persen sejak awal tahun.